Berbagai macam pendapat, pandangan dan pemikiran tentang asal mula alam semesta, telah muncul jauh sebelum masehi. Semula orang berpendapat bahwa alam jagat raya yang kita tempati ini, diatur oleh para dewa. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang asal usul terbentuknya alam semesta. Disini saya akan sedikit membahas tentang asal mula alam semesta menurut pandangan dan pemikiran beberapa tokoh pemikir Alam beberapa abad yang lalu, diantaranya :
Phytagoras menjelaskan pendapatnya tentang bumi : “ bahwa bumi seperti bola yang tanpa ujung pangkal.” Sedangkan
Aristoteles, berpendapat bahwa di atas bumi terdapat delapan langit yang terdiri dari kristal kaca tembus cahaya. Langit bulan yang beredar pada bumi dianggap terikat pada bumi yang merupakan langit terdekat. Kemudian di atasnya terdapat langit Merkurius dan langit Venus. Di atasnya lagi terdapat langit matahari, langit
Mars, langit Yupiter dan langit Saturnus. Sedangkan bintang-bintang terdapat pada langit ke delapan.
Lau Pteolemeus, mengemukakan sebuah teori mengenai cosmos dan ia mengajarkan teori tersebut kepada pengikutnya bahwa : benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang yang kosong.
Lain halnya dengan Nicolas Copernicus (Polandia 1473-1543), setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, ia menyimpulkan bahwa hanya bulan saja yang benar-benar beredar mengelilingi bumi, sedangkan planet-planet lain tidak mengelilingi bumi tetapi beredar mengitari matahari. Pendapat ini diperkuat oleh
Galileo Galilei dari penyelidikannya dengan menggunakan teleskop ia menemukan bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik cahaya kecil, melainkan sebuah bola besar dengan empat buah pengiringnya. Ia juga menemukan jalur hitam di permukaan bulan dan diduga laut atau samudra.
Teori tentang asal-usul alam semesta berkembang dari gagasan tentang terjadinya tata surya. Ditinjau dari materi asal-usulnya, ada dua pendapat yaitu:
1. Tata surya berasal dari matahari yang sebagian materialnya terlepas dan menjadi planet-planet serta satelit-satelit. Teori yang terkenal dan mendukung pendapat itu diantaranya:
a) Teori
Pasang Surut yang dikemukakan oleh Jeans (1901).
Teori ini menyatakan bahwa ada bintang besar yang mendekati matahari, sehingga timbul efek pasang pada kabut matahari. Akibat daya tarik bintang besar tadi, sebagian massa matahari tertarik dan lepas dari matahari yang selanjutnya mendingin dan terbentuk planet-planet dan satelit-satelit tata surya.
b) Teori Bintang Kembar. Teori ini menyatakan bahwa matahari merupakan bintang kembar, kemudian satu bintang meledak dan pecahannya mendingin membentuk planet-planet dan satelit-satelit. Karena semuanya terpengaruh oleh gravitasi matahari, maka planet-planet itu beredar mengelilingi matahari.
2. Tata surya berasal dari kabut asal atau nebula, yang terdiri dari Helium dan Hidrogen. Teori ini dikenal sebagai teori Nebula yang mula-mula dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) dan Pierre de Laplace(1796).
a) Teori Nebula Kant. Teori ini menyatakan bahwa diangkasa berisi berbagai macam gas. Gas-gas yang massanya besar menarik gas-gas yang ada di sekelilingnya. Bagian-bagian kecil itu menyatukan dirinya sehingga membentuk kabut besar yang selanjutnya menjadi matahari. Akibat tumbukan antara bola-bola gas tadi menyebabkan kabut itu menjadi panas dan berputar. Kabut itu selanjutnya mendingin yang berakibat perputarannya menjadi lebih cepat. Kabut itu juga mengalami pemampatan dan penyusutan yang menambah cepatnya perputaran kabut itu. Di tempat perputarannya yang paling cepat, yaitu di bagian khatulistiwa bola kabut tersebut melontarkan bola-bola gas yang kemudian mendingin dan membentuk planet-planet.
b) Teori Nebula Laplace. Teori ini pada prinsipnya sama dengan teori Nebula Kant, hanya saja Laplace beranggapan bahwa sejak semula kabut gas itu memang telah berputar dan dalam keadaan panas. Gas yang berputar itu mulai mendingin dan mengakibatkan perputarannya bertambah cepat. Bagian kutub menjadi mampat dan daerah khatulistiwa terjadi penumpukan gas. Semakin dingin perputaran semakin cepat perputaran disertai penyusutan, sehingga sebagian gas pada daerah khatulistiwa terlepas. Gas-gas itu mendingin menjadi planet-planet yang berputar mengelilingi massa asalnya.
Menurut teori Nebula ini, karena perputarannya, maka nebula yang berputar itu menjadi pipih seperti piringan yang dikenal sebagai kabut pilin. Inti kabut pilin itu merupakan bagian yang paling panas yaitu matahari dan di bagian yang luar mendingin sehingga berkondensasi menjadi planet-planet. Teori ini kemudian diperbaiki oleh
Fred Hoyle dan Hannes Alfen (1950-an) yang menjelaskan perlambatan perputaran matahari, yaitu karena medan magnetic yang menghubungkan matahari dengan piringan gas yang berputar bersamanya memindahkan momen sudut putar dari matahari ke planet-planet sehingga kecepatan perputaran matahari semakin lambat sedangkan kecepatan planet-planet bertambah.
Dari gagasan tentang terjadinya tata surya kemudian berkembang teori-teori tentang alam semesta. Anggapan dasar yang digunakan adalah dalam alam semesta hanya ada satu macam hukum alam, sehingga tata surya sebagai satu bagian alam semesta dalam sekala kecil dapat dianggap mewakili alam semesta yang sangat besar untuk mengajukan hipotesis-hipotesis yang sejalan dengan terjadinya alam semesta. Dari kosmologi modern dikemukakan teori-teori tentang terjadinya alam semesta. Dari teori-teori yang ada dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar.
5 Teori Terjadinya Tata Surya, Nebula hingga Big Bang
Teori-teori terjadinya tata surya merupakan pendapat yang didasarkan pada pengamatan dan penelitian ahli tentang matahari, planet, dan satelit yang bisa terbentuk di alam semesta.
Bumi tempat tinggal manusia saat ini adalah bagian dari suatu sistem yang kita kenal dengan sebutan tata surya.
Tata surya adalah suatu kesatuan yang di dalamnya terdiri atas matahari yang dikelilingi planet-planet, meteor, bulan, komet, serta benda langit lainnya yang terus bergerak.
Proses terbentuknya tata surya sendiri diyakini membutuhkan waktu serta proses yang sangat panjang. Karenanya, banyak ahli mencoba untuk menemukan teori pembentukan tata surya yang logis.
Teori-Teori terjadinya tata surya
Dikutip dari Modul Pembelajaran Geografi SMA Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), berikut teori-teori terjadinya tata surya yang dikemukakan oleh para ahli.
1. Teori nebula Kant-Laplace
Teori kabut atau nebula Kant-Laplace dikemukakan oleh seorang filsuf Jerman Immanuel Kant pada 1755 dan disempurnakan oleh Pierre de Laplace pada 1796. Maka, teori ini sering dikenal sebagai teori Kant-Laplace.
Dalam teorinya dijelaskan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut atau nebula.
Gaya tarik-menarik antargas ini kemudian membentuk kumpulan kabut sangat besar dan berputar cepat.
2. Teori planetesimal
Teori planatesimal dikemukakan oleh Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika Serikat bersama dengan rekannya Thomas C. Chamberlain, seorang ahli geologi.
Menurut mereka, pada dasarnya proses teoretis terjadinya planet-planet dan bumi dimulai dari benda berbentuk gas dan suhunya sangat panas.
Kemudian karena proses waktu dan perputaran cepat, terjadilah pendinginan yang menyebabkan pemadatan pada bagian luar.
Kabut gas dari sebagian bintang lain juga terpengaruh oleh gravitasi matahari dan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut planetesimal.
3. Teori pasang surut gas (tidal)
Teori pasang surut gas ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffrey pada 1918. James dan Harold berpendapat terbentuknya planet-planet dan anggota lainnya berawal dari bintang besar yang mendekati matahari dalam jarak dekat.
Dikarenakan gaya tarik bintang besar dan matahari sangat besar, membentuk lidah pijar atau filamen gas matahari menjulur panjang dan merentang ke arah bintang besar yang berbentuk cerutu.
Filamen ini mengalami perapatan gas hingga terpecah menjadi planet-planet, mulai dari planet yang terdekat dengan matahari sampai planet yang terjauh dari matahari.
Sementara bintang besar yang mendekati matahari bergerak menjauh sehingga keberadaan bintang besar sudah tidak berpengaruh terhadap planet-planet yang terbentuk.
4. Teori bintang kembar
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi R. A. Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Dikarenakan bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak.
Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet yang mengelilinginya.
5. Teori ledakan besar
Teori ledakan besar atau Big bang theory mungkin menjadi salah satu yang paling terkenal. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh fisikawan Belgia Georges LemaƮtre pada 1930-an.
Teori big bang berlandaskan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dengan massa jenis yang juga sangat besar, serta sangat panas dan padat.
Reaksi inti kemudian menyebabkan massa tersebut meledak hebat kemudian mengembang dengan sangat cepat dan melemparkan partikel-partikelnya ke segala arah.
Partikel-partikel yang terlempar tersebut menjadi galaksi. Dikarenakan gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya-lah yang menjadi pusatnya.
Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, teori big bang adalah teori yang paling banyak diterima oleh para ilmuwan.
Menurut mereka, ledakan besar tersebut didukung oleh banyak bukti dan dapat menjelaskan awal terbentuknya alam semesta.